News Update :
Home » , » Penelitian Genetika Manusia Indonesia Sudah Capai 60 Persen

Penelitian Genetika Manusia Indonesia Sudah Capai 60 Persen

Penulis : Unknown on Senin, 09 November 2015 | 19.51

Penelitian Genetika Manusia Indonesia Sudah Capai 60 Persen

Kamis, 3 September 2015 | 20:45 WIB
National GeographicIlustrasi Genom Manusia
KOMPAS.com - Setelah mengambil sampel darah masyarakat Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat, tim peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman beralih ke warga Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Hal itu bertujuan meneliti asal usul keragaman genetika terkait kerentanan pada penyakit dan migrasi nenek moyang Indonesia.

"Penelitian tentang genetika masyarakat Indonesia sudah mencapai 60 persen. Kini kami akan ambil sekitar 100 sampel darah warga Kei," kata Ketua Tim Peneliti dari Lembaga Eijkman Herawati Sudoyo, Rabu (2/9/2015), di Tual, Maluku. Tim peneliti telah mengambil sampel darah 106 warga Tanimbar dari sejumlah desa pada 27- 31 Agustus lalu.

Direktur Complexity Institute Nanyang Technogical University- Singapura John Stephen Lansing, yang mengikuti riset itu, mengatakan, selain meneliti genetika, tim melacak asal usul manusia Indonesia melalui bahasa. "Kepulauan Tanimbar dan Kepulauan Kei punya posisi penting untuk melihat pemetaan migrasi manusia di Indonesia secara keseluruhan. Wilayah itu ada di pertemuan masyarakat berbahasa Papua dengan yang berbahasa Austronesia," ujarnya.

Secara mikro, riset di Kepulauan Tanimbar dan Kei itu diharapkan memberi petunjuk tentang asal usul dan migrasi masyarakat di dua kepulauan itu. "Misalnya, ada kepercayaan di masyarakat Kei bahwa nenek moyang asal Bali. Apakah benar? Itu nantinya bisa dibuktikan melalui jejak genetika mereka setelah hasilnya dikaji di laboratorium Eijkman," ucapnya.

Keragaman etnis

Menurut Lansing, ada arus utama pendapat di kalangan peneliti bahwa penutur Austronesia yang menghuni Indonesia bermigrasi dari Taiwan sekitar 5.000 tahun lalu. Namun, ada juga sebagian ilmuwan yang memercayai bahwa Nusantara justru asal dari penutur Austronesia.

"Banyak pertanyaan belum terjelaskan tentang asal usul manusia Indonesia dan bagaimana migrasinya. Studi genetika ini membantu menjawabnya. Namun, yang jelas, sebelum kedatangan masyarakat Austronesia dipercaya ada manusia modern yang menghuni kepulauan Nusantara," kata Herawati.

Penelitian genetika manusia Indonesia telah dilakukan Eijkman sejak tahun 1996. Populasi yang sudah diteliti adalah sebagian besar etnis di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara. Adapun Provinsi Maluku baru mulai dilakukan. "Dari penelitian ini, kami telah menemukan beberapa unsur genetika masyarakat Indonesia secara makro," kata Herawati.

Temuan itu antara lain mayoritas masyarakat Indonesia memiliki motif genetik Austronesia, sebagian kecil Austroasiatik, Papua, dan India. "Motif Papua ada di hampir semua etnis yang diteliti di Indonesia meski jumlahnya amat kecil, kecuali di Mentawai dan Nias yang murni Austronesia," ujarnya.

Adanya motif genetika Papua di hampir seluruh etnis masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa Papua lebih dulu menghuni pulau-pulau sebelum kedatangan masyarakat Austroasiatik dan warga berbahasa Austronesia. "Masyarakat Papua kemungkinan tiba di Nusantara dari Afrika melalui India belakang, lalu menyebar hingga Australia 50.000 tahun lalu, dibuktikan dari jejak arkeologi di Australia. Sementara masyarakat Austroasiatik belum diketahui kapan tiba di Nusantara," kata Herawati.

Guru besar bidang genetika itu menambahkan, meski secara makro sudah bisa dipetakan keragaman genetika yang menyusun masyarakat Indonesia saat ini, secara mikro masih banyak hal harus diperjelas. "Di setiap etnis, keragaman tinggi. Misalnya, Minangkabau dan Batak, di dalamnya amat beragam," katanya.

Setelah pola genetika masyarakat diketahui, tantangan ke depan adalah mengetahui kerentanan dan daya tahan masyarakat di Indonesia terhadap penyakit genetika tertentu sesuai etnisnya. Setiap etnis memiliki kecenderungan berbeda. Misalnya, ada etnis yang cenderung resisten atau kebal terhadap malaria ataupun penyakit lain. (AIK)
Editor: Yunanto Wiji Utomo
Sumber: Harian Kompas
  Sumber:  http://sains.kompas.com/read/2015/09/03/20450001/Penelitian.Genetika.Manusia.Indonesia.Sudah.Capai.60.Persen
Share this article :


“Klik Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno) “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna(tidak cacat atau keriput). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). disini“

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. BLOG MEDIA NEWS . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger