News Update :
Home » , , » Guru Besar Univ Hamburg: Indonesia Harus Punya Pakar Eropa dan Asia

Guru Besar Univ Hamburg: Indonesia Harus Punya Pakar Eropa dan Asia

Penulis : Unknown on Rabu, 13 Mei 2015 | 08.58

Rabu, 10/09/2014 15:12 WIB

Guru Besar Univ Hamburg: Indonesia Harus Punya Pakar Eropa dan Asia

Khairul Ikhwan - detikNews
Medan - Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia harus berkembang lebih pesat untuk mencitrakan Indonesia lebih baik di luar negeri. Sudah semestinya PT Indonesia memiliki pusat kajian luar negeri seperti Eropa dan Asia, jadi tidak hanya meneliti dirinya sendiri.

Pandangan ini disampaikan Prof Jan van der Putten, Guru Besar Sastra dan Kebudayaan Austronesia Universitas Hamburg, Jerman. Dia berbicara dalam seminar Tersingkirnya Studi Bahasa dan Karya Sastra Indonesia di Luar Negeri, yang berlangsung Rabu (10/9/2014) di Universitas Negeri Medan (Unimed), Sumatera Utara.

"Indonesia jangan hanya melihat dirinya sendiri. Bagaimana mau tahu luar negeri? Seharusnya ada pakar Eropa, pakar Asia di sini. Bagaimana mau mencitrakan diri ke luar negeri kalau tidak memahami," kata Jan.

Situasinya selama ini, kata Jan, jika berhubungan dengan upaya memahami negara luar, pemerintah mengandalkan para diplomatnya yang ada di luar negeri. Masalahnya, apa yang dilihat Jan dari pertemuannya dengan para diplomat Indonesia, terutama di Jerman, Belanda, dan Singapura, para diplomat itu seringkali bukanlah sosok ideal. Menurut Jan, banyak diplomat yang juga tidak terlalu paham fungsinya.

Maka, satu-satunya pilihan untuk memanggil orang asing yang paham tentang negara luar. Nanti muncul lagi ancaman masalah baru, penjajahan melalui ilmu. Hal-hal ini menurut Jan harus diantisipasi. Pemerintah harus keluar dari situasi ini, mengatasi masalahnya, memperbaiki birokrasinya.

Kegiatan seperti The Frankfurt Book Fair (FBF) yang berlangsung di Frankfurt, menurut Jan merupakan momen berharga untuk mencoba mengenalkan Indonesia yang baik. Mengenalkan sastra dan mengangkat penulis baru Indonesia ke taraf internasional. Jadi tidak Indonesia tidak sekadar Pramoedya Ananta Toer, atau Koentjaraningrat.

Saat menjadi peserta kehormatan tahun depan, Indonesia harus memanfaatkan secara optimal even yang dihadiri sekitar 500 ribu orang dari 100 negara tersebut. Ketika Brazil menjadi tamu kehormatan tahun lalu, negara itu membuat 160 even. Indonesia harus bisa lebih baik dari itu.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unimed Prof Ibnu Hajar menyatakan, pentingnya perguruan tinggi untuk membuka akses yang lebih luas ke negara-negara luar. Unimed sendiri sudah mengupayakan itu dengan mengirimkan mahasiswa-mahasiswanya secara reguler untuk belajar di Jerman, terutama Universitas Hamburg.


(rul/try)

Sumber:
http://news.detik.com/read/2014/09/10/151208/2686553/10/guru-besar-univ-hamburg-indonesia-harus-punya-pakar-eropa-dan-asia

Share this article :


“Klik Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno) “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna(tidak cacat atau keriput). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). disini“

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. BLOG MEDIA NEWS . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger