News Update :
Home » , , » Budaya Austronesia Ditemukan di Pesisir Papua

Budaya Austronesia Ditemukan di Pesisir Papua

Penulis : Unknown on Rabu, 13 Mei 2015 | 08.07

Budaya Austronesia Ditemukan di Pesisir Papua

 | 2.727 Views

Jayapura (ANTARA News) - Budaya Austronesia yang terbilang cukup maju perkembangannya banyak ditemukan di beberapa daerah pesisir Pulau Papua.

Menurut Peneliti Balai Arkeologi Jayapura, Hari Suroto di Jayapura, Minggu, letak geografis Papua merupakan bagian dari wilayah Pasifik paling ujung barat sebagai daratan yang menghubungkan antara kawasan Asia Tenggara dengan kawasan Pasifik.

"Lokasi ini merupakan daerah yang strategis untuk persinggahan lalu lintas migrasi dari barat ke timur," ujarnnya.

Selanjutnya dia mengatakan, berbagai bukti arkeologis dan bentuk-bentuk budaya berkelanjutan yang ditemukan di daerah pesisir Papua menunjukkan keberadaan budaya Austronesia di kawasan paling timur Nusantara ini.

Budaya Austronesia adalah budaya yang dikenal dan disebarkan oleh bangsa-bangsa yang menggunakan bahasa Austronesia di kawasan antara Madagaskar di belahan barat hingga Easter Island (di Pasifik) di belahan timur, serta Formosa di sebelah utara. 

Bukti budaya tersebut yang terdapat di Papua adalah penggunaan Bahasa Melanesia yang dipakai sebagian masyarakat yang merupakan hasil perkembangan dari pengaruh Bahasa Austronesia.

"Hal ini terlihat dari tata bahasa dan sedikit dalam perbendaharaan kata-katanya," tutur Hari.

Berdasarkan hasil penelitian arkeologi, wilayah Papua yang tergolong memakai bahasa Melanesia adalah Pulau Yapen, Kabupaten Raja Ampat, Biak,Waropen, daerah di sekitar Teluk Wandamen, kawasan sepanjang Pantai Teluk Cenderawasih, daerah di ujung barat Pulau Papua dari Kabupaten Sorong ke arah selatan sepanjang Panntai Selat Sele, daerah sekitar Teluk Bintuni, Teluk Arguni, hingga daerah pesisir Teluk Etna.

Selain itu, masyarakat Papua yang mendiami Kabupaten Fak-fak, Raja Ampat serta Teluk Yotefa, Waena dan Sentani di utara Jayapura menerapkan organisasi kemasyarakatan dengan sistem hirarki dimana para pemimpinnya dijabat secara turun temurun.

"Ini merupakan bukti lain budaya Austronesia yang ditemukan di daerah pesisir Papua," kata Hari.

Budaya seperti demikian tidak ditemukan di masyarakat Pegunungan Tengah yang cenderung menganggap sesama mereka memiliki derahat dan martabat yang sama.

Sementara itu, tradisi merajah tubuh atau membuat tato yang ditemukan di masyarakat peesisir utara Papua, Teluk Cenderawasih dan daerah Kepala Burung juga merupakan bukti adanya budaya Austronesia. 

Suku-suku yang merajah tubuh diantaranya Suku Meybart yang tinggal di daerah Kepala Burung, Suku Waropen, Suku Biak-Numfor dan orang Sentani, Jayapura.

Hari berharap dengan banyak penelitian yang mengungkapkan perkembangan budaya di Papua dapat menjadi modal bagi masyarakat di Papua dalam memandang dinamika kebangsaan dan melakukan derap pembangunan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009


Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/145644/budaya-austronesia-ditemukan-di-pesisir-papua


Share this article :


“Klik Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno) “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna(tidak cacat atau keriput). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). disini“

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. BLOG MEDIA NEWS . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger