News Update :
Home » » Media Pembelajaran Efektif

Media Pembelajaran Efektif

Penulis : Unknown on Kamis, 05 Mei 2011 | 18.28

PESERTA didik saat ini sangat menuntut guru untuk mengajar lebih kreatif dan tidak membosankan. Karena itu, guru sangat memerlukan metode dan teknik-teknik baru dalam mengajar. Termasuk, mencari media pembelajaran sebagai bagian dari alat bantu mengajar (teaching aids) yang sangat diperlukan.

Saat ini, jenis media pembelajaran kian beragam di pasaran. Para pendidik bisa mudah mendapatkannya di toko-toko buku maupun membelinya melalui internet. Namun, semua fasilitas tersebut memerlukan dana yang tidak sedikit, sehingga sekolah-sekolah yang kurang mampu belum bisa memanfaatkan media tersebut. Atas pertimbangan itulah, guru dituntut lebih kreatif untuk menciptakan dan menemukan media pembelajaran murah.

Di sisi lain, banyak guru yang beranggapan bahwa media pembelajaran tidaklah terlalu penting dalam proses belajar. Ada juga yang menyatakan, membuat media pembelajaran hanyalah membuang waktu dan tenaga. Sebab, yang terpenting adalah cara guru mengajar dan menerangkan pelajaran di kelas. Daripada harus repot-repot membuat media pembelajaran, lebih baik melakukan hal lain yang lebih terlihat urgensinya. Begitu barangkali pendapat sebagian guru yang tidak mau berepot-repot menyiapkan media pembelajaran.

Sebenarnya, bila kita bisa berpikir kreatif, apa pun yang kita temukan di sekitar kita bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Guru yang kreatif tidak akan terkungkung oleh pemikiran yang terlalu rigid bahwa media pembelajaran harus dibuat sebagus dan seideal mungkin. Paradigma bahwa media pembelajaran haruslah sedemikian rupa dan sempurna harus dibuang jauh-jauh jika guru ingin maju.

Jika mainan anak dapat kita dijadikan media pembelajaran, mengapa kita tidak menggunakannya untuk membantu belajar anak didik kita? Jika barang-barang bekas bisa digunakan sebagai media pembelajaran, mengapa kita tidak memakainya?

Menurut Brinton di Celce-Murcia, ada dua definisi media yang sering digunakan orang. Definisi pertama adalah inovasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran yang biasanya berupa peralatan yang bersifat mekanis. Pengertian kedua adalah segala macam benda yang bisa bersifat mekanis, atau bisa buatan sendiri, atau bahkan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

Jika kita melihat pengertian yang pertama, yang akan terjadi adalah asumsi bahwa media pembelajaran selalu membutuhkan biaya. Tapi, jika kita menggunakan definisi kedua, kita akan terpacu untuk membuat atau menemukan media baru yang bisa dipakai mengajar di kelas. Media tersebut bisa berupa realita, flashcard, gambar peristiwa dan objek, artikel, brosur, pamflet, atau bahkan hal dan benda baru yang belum pernah terpikirkan.

Contohnya, ada seorang guru di Surabaya yang berhasil menggunakan tutup botol kecap (kempyeng) untuk pembelajaran matematika. Contoh lain adalah penemu jarimatika, Septi Peni Wulandari, yang bisa menggunakan media jari-jari tangan untuk belajar berhitung. Ada banyak keuntungan yang didapatkan menggunakan media buatan sendiri. Yang pertama, kita dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan peserta didik. Kedua, kita bisa memakainya kembali untuk kesempatan-kesempatan lain dengan menerapkan prinsip SOAR (sort, omit, add, recycle). Keuntungan yang ketiga adalah menghemat biaya alias murah meriah.

Contoh barang-barang bekas yang bisa dipakai untuk media pembelajaran adalah majalah/koran-koran bekas. Dari majalah atau koran bekas, kita bisa memperoleh gambar-gambar atau artikel yang bisa dipakai untuk belajar. Gambar-gambar peristiwa atau kartun-kartun lucu bisa mudah kita temukan di koran.

Di salah satu koran nasional di Jawa Timur misalnya, kita bisa menemukan rubrik Senyum Itu Sehat yang berisi gambar-gambar kartun tanpa caption. Gambar tersebut ternyata dapat dijadikan media pembelajaran bahasa yang efektif. Berikut ini adalah contoh media yang dibuat dari gambar-gambar yang didapatkan dari koran.

Dari gambar berseri di atas kita dapat membuat tiga macam versi media untuk pembelajaran bahasa Indonesia/Inggris. Yang pertama adalah dengan memotongnya begitu saja dari koran dan menempelkannya pada kertas warna untuk kemudian di laminating. Dari gambar berseri tersebut siswa dapat membuat cerita baik tulis maupun lisan. Selain itu guru juga dapat menggunakannya sebagai pancingan terhadap siswa untuk berbicara tentang isu-isu terkini.

Jika kita perhatikan, gambar-gambar tersebut mengangkat topik-topik hangat yang sedang ramai diperbincangkan, misalnya tentang banjir, flu burung, kecelakaan alat transportasi dan sebagainya. Yang kedua adalah dengan memotongnya secara terpisah-pisah sehingga membentuk kartu. Gambar-gambar tersebut kemudian ditempelkan pada kertas karton warna dan dilaminating.

Aktivitas yang dapat dilakukan dengan media gambar kartu adalah siswa dapat belajar berpikir logis untuk mengurutkan cerita. Sedangkan versi terakhir adalah dengan mengopi gambar dalam bentuk transparansi untuk OHP atau memindai dengan scanner untuk ditampilkan di LCD. Gambar tersebut kemudian ditampilkan sebagian dengan tujuan siswa dapat berimajinasi untuk menebak jalan/akhir dari sebuah cerita.

Contoh kedua adalah gambar peristiwa dan objek yang kita dapatkan dari koran/majalah bekas seperti contoh di bawah ini.

Dengan menampilkan gambar tersebut guru dapat mengarahkan siswa untuk berdiskusi tentang topik-topik tentang illegal logging atau tentang manfaat hutan bagi makhluk hidup. Tentunya masih banyak gambar-gambar lain yang dapat kita ambil dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dengan begitu kita dapat menghemat biaya untuk mencetak gambar-gambar sekaligus memanfaatkan barang bekas sebagai bagian dari kepedulian terhadap lingkungan.

Paparan di atas adalah sebagian kecil contoh media murah meriah yang dapat dibuat sendiri oleh guru tanpa mengesampingkan peran pembuat media profesional yang hasil karyanya banyak tersedia di pasaran. Dalam hal ini tangan dan mata seorang guru haruslah aktif dalam arti yang positif. Aktif untuk melihat, memilih, memilah dan mengambil hal baru di sekitarnya yang sekiranya bermanfaat untuk perkembangan anak didik.

Inti semua itu, guru secara mandiri harus bisa menyiapkan media pembelajaran untuk membantu peserta didik belajar lebih efektif. Memang membutuhkan waktu untuk menyiapkan media pembelajaran. Tapi, yakinlah, waktu yang telah diinvestasikan untuk mempersiapkan media pembelajaran akan terbayar oleh hasil yang akan didapat.

Share this article :


“Klik Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno) “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna(tidak cacat atau keriput). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). disini“

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. BLOG MEDIA NEWS . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger